Aturan Lama

Saya punya banyak keinginan. Keinginan yang tercipta punya syarat yang mutlak. Semua syarat saya yang menentukan. Hal-hal yang tidak memenuhi syarat saya anggap angin lalu. Tak peduli sama sekali. Contohnya, ingin pasangan hidup yang baik, ingin teman yang baik, ingin pekerjaan yang baik,  masa depan yang baik, dan semua embel-embel baik masuk ke dalam daftar keinginan.  Walaupun saya tahu, baik itu relatif. Baik untuk saya belum tentu dengan kalian, kan?

Namun, segala hal yang baik-baik sudah terdoktrin menjadi sumber kebahagiaan buat manusia. Barangkali karena pemahaman seperti itu telah membuat manusia menyusun sejuta strategi  bahkan lebih untuk menjadikan nyata sebuah keinginan. Tak peduli cara yang “halus” atau “kasar”. Asal dapat. Asal terjadi. Asal sesuai dengan harapan. Itu bentuk kepuasan manusia.

Terkadang saya suka lupa dan egois dalam menginginkan sesuatu. Kamu tahu ketika kamu ingin sesuatu, harusnya merefleksikan lagi ke dalam diri. Contoh, kamu ingin pasangan yang baik, ya, kamu harus berprilaku baik. Itu, sih yang saya dapat dari sesi curhat dengan teman. Intinya keinginan dan usaha harus seimbang. Biar seimbang gimana? Harus punya niat yang kuat.

Saya jadi teringat saat naik bis pulang kampus sore-sore. Di dalam bis, saya bertemu dengan tiga dosen. Dosen saya itu pernah jadi wartawan. Posisi saya dekat, tapi tidak ikut aktif dalam perbincangan mereka.  Saya hanya mendengar, secara diam-diam. Mereka mengomentari wartawan tv yang meliput kegiatan mahasiswa di kampus, Senin (16/04/13). Mengomentari kurangnya ketajaman wartawan dalam mewawancarai narasumber. Hasilnya? wartawan mendapat jawaban yang amat singkat.

Lalu, salah satu dosen nyeletuk. Celetukannya itu poin penting. Kalimat yang membuat saya merenung, yaitu,  “Jawaban yang baik muncul dari pertanyaan yang baik.” Coba pahami! Kemuadian analogikan dalam kehidupan. Perlu ditebalkalkan kalau segala sesuatu yang baik, dimulai dari sesuatu yang baik juga. Timbal balik. Bisa dibilang seperti konsep fisika aksi dan reaksi, kan?

Saya berbicara seperti ini sebenarnya menjadi catatan dan alarm pribadi. Semoga kalian juga dapat hikmahnya. :)

Leave a comment